5 Strategi Pemasaran Gen Z yang Ampuh! – Bagaimana caranya kamu bisa terhubung dengan anak-anak paling keren, — Gen-Z?
Pemasaran produk, jasa dan layanan kepada Gen Z, membutuhkan lebih dari sekadar menjual produk.
Terdapat perbedaan yang mencolok antara orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2010, generasi saat ini lebih sadar akan nilai atau “value” dan tertarik pada merek yang “keep it real” atau asli, original dan autentik.
Pada generasi Gen Z, mereka memiliki sifat yang kreatif, berani, dan menciptakan banyak tren di TikTok, Reels Instagram, dan platform lainnya. Dan mereka membutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda dari rekan-rekan milenialnya.
Jadi bagaimana kamu menjangkau dan terhubung dengan pasar Gen Z pada tahun ini? Tech Team Indonesia sudah meringkaskannya untuk kamu, simak artikel ini sampai akhir ya!
Siapa Gen Z?
Muda, paham teknologi, dan berpikiran sosial — Gen Z adalah generasi paling beragam di muka bumi ini, tidak jarang diantara mereka ada yang sudah pintar mencari uang sendiri atau penghasilan sendiri.
Generasi yang dibesarkan dengan smartphone, internet, dan media sosial, para digital native ini lebih cenderung membeli dari brand yang telah menetapkan nilai-nilai yang jelas, inklusif, dan memiliki jumlah komunitas online yang kuat.
Jika kamu belum mulai memikirkan untuk menyiarkan produk, jasa dan layanan kamu di generasi muda saat ini, maka saat inilah adalah waktu yang tepat untuk memulai.
Dengan beberapa strategi yang dirancang khusus untuk Gen Z, kamu dapat memanfaatkan audiens mereka dan membuat konten yang akan mereka ikuti — tanpa mengasingkan pelanggan saat ini.
5 Strategi Pemasaran Gen Z yang Ampuh!
Untuk terhubung dengan generasi yang native pada dunia digital ini, kamu harus mengingat lima strategi berikut:
- Tetapkan Nilai & Misi yang Jelas
- Jadilah Transparan & Akuntabel
- Tetapkan Identitas Brand
- Jadilah Menarik dan Menghibur
- Bangun Komunitas
1. Tetapkan Value & Tujuan yang Jelas
Sebelum memasarkan ke Gen Z, penting bagi brand kamu untuk menetapkan nilai atau “value” yang menjadi concern atau perhatian pada generasi saat ini, dan jangan lupa untuk menetapkan tujuannya. Tapi mengapa ini penting?
“Gen Z lebih cenderung memilih dengan percaya bahwa suatu nilai brand adalah cerminan kita sendiri,” jelas pakar Gen Z, Larry Milstein. Hal ini memang benar, bahwa suatu jasa, layanan dan produk dapat mencerminkan siapa pembelinya.
Maksudnya seperti ini, ada sebuah brand kecantikan dan perawatan tubuh bernama “The Body Shop”, ada banyak anak muda yang menggunakan produk tersebut karena produk mereka organik dan ramah lingkungan. Berarti orang yang membeli barang ini, rata-rata memiliki literasi isu lingkungan yang cukup tinggi.
Nah, lalu bagaimana kamu bisa memilah topik yang sesuai dengan Gen Z?
Beberapa topik yang penting bagi Gen Z meliputi:
- Keberagaman atau Pluralitas : Sebanyak 60% Gen Z mengatakan peningkatan keragaman ras dan etnis baik untuk masyarakat.
- Social Responsibility : Terdapat 70% Gen Z mencoba membeli produk, layanan dan jasa, dari perusahaan yang mereka anggap etis terhadap SARA.
- Masalah lingkungan hidup, kesetaraan (equality), HAM, dan sebagainya.
“Kami 3x lebih percaya daripada generasi yang lebih tua, bahwa perusahaan memiliki peran dalam meningkatkan masyarakat,” tambah Larry.
Dengan nilai-nilai yang jelas, nantinya value bisnis kamu akan memiliki perbedaan dari brand lain dan terlibat dengan hal yang selama ini diperhatikan oleh Gen Z.
2. Jadilah Brand yang Transparan & Akuntabel
Langkah selanjutnya dalam strategi pemasaran Gen Z adalah, memastikan brand kamu tetap transparan dan bertanggung jawab (accountable) atas kesalahan langkah apa pun.
Gen Z tidak ragu untuk melakukan penelitian mereka. Mereka akan mendalami situs web merek, menelusuri akun media sosial mereka, dan membaca komentar dan ulasan.
“Dalam hal menentukan merek yang akan didukung, kepercayaan merek ada pada nomor dua setelah harga, ”jelas Larry.
Selama kebangkitan gerakan BLM atau Black Lives Matter di media sosial pada tahun 2020, brand perawatan kulit Cocokind mengumumkan bahwa kedepannya, mereka akan merilis laporan tentang susunan ras dan etnis tim mereka, sehingga komunitas mereka dapat meminta pertanggungjawaban mereka.
Selain itu, di Indonesia telah banyak perusahan yang melakukan tindakan tanggung jawab dan transparan yang kuat. Misalnya Bank CIMB Niaga dengan komunitas anak mudanya yang bernama Kejar Mimpi, yang berfokus kepada kegiatan positif pada remaja Indonesia.
3. Tetapkan Identitas Brand
Untuk terlibat dan terhubung dengan Gen Z, ucapkan selamat tinggal pada estetika konten yang dibuat susah payah dengan sempurna yang berfokus pada milenial.
Gen Z menginginkan brand yang berani, memiliki suara yang kuat, dan kepribadian atau “identity” yang kuat. Jangan takut untuk membuat perubahan!
“Suka atau benci, apa yang telah mereka lakukan dengan baik adalah memanfaatkan isu sosial yang disukai Gen Z, terutama di mana ada ketidakpastian dan kerusuhan besar-besaran.”
4. Jadilah Menarik & Menghibur
Gen Z memiliki kemampuan luar biasa untuk menyaring konten. Dengan rentang atensi yang pendek, “kamu hanya memiliki sekitar 8 detik untuk memberi tahu kami mengapa kami harus memperhatikan sebelum berpindah kepada konten lainnya.”
Dan cara terbaik untuk menarik perhatian mereka adalah dengan menghibur mereka! Be entertain!
Misalnya, kamu bisa membuat tutorial yang menyenangkan dan ringkas, yang menampilkan influencer dan kreator kecantikan untuk menyoroti produk kecantikan yang kamu tawarkan kepada mereka. Cara ini dinilai efektif karena isi pesan mudah dicerna.
TIPS: Buat konten yang mendidik, menghibur, atau berharga –lalu pikirkan bagaimana membentuk cara yang menyenangkan untuk mempromosikan produk atau layanan? Bagaimana produk kamu bisa menarik perhatian pengguna dan menonjol dari brand lain?
5. Bangun Komunitas
Membangun komunitas digital merupakan bagian integral dari strategi pemasaran Gen Z Anda.
Menurut survei, Gen Z adalah generasi paling kesepian di Amerika, jadi mereka secara aktif mencari cara untuk terlibat dan terhubung dengan individu yang berpikiran sama.
Produk kamu dapat membantu memfasilitasi koneksi dan percakapan di media sosial, misalnya dengan menyuruh para audience untuk berkomentar pada konten post kamu. Mereka akan bertemu dengan orang yang memiliki pemikiran yang sama.
Cara lain untuk membangun komunitas adalah dengan meminta saran dan umpan balik dari Gen Z selama pengembangan produk, atau merayakan pelanggan yang telah setia pada brand kamu selama bertahun-tahun.
Alternatif lainnya adalah kamu kamu dapat merencanakan dan menjadwalkan konten media sosial dengan Tech Team Indonesia. Kelolakan sosial media kamu seperti seorang profesional dengan layanan jasa kami.
Mulailah hari ini, GRATIS! https://wa.me/6281902274287 atau techteam.id Atau kamu bisa chat Instagram Tech Team Indonesia di @techteam_indonesia