Intip Strategi Mudah Pilih Nama Brand Bisnis!

African american manager explaining marketing strategy

Intip Strategi Mudah Pilih Nama Brand Bisnis! – Dalam memilih sebuah brand name pada sebuah bisnis, para pengusaha terkadang kesulitan dan dilema dalam menentukan apa nama brand yang cocok untuk bisnis dan usahanya.

Pastinya sebuah nama brand harus dipikirkan secara matang, karena nama tersebut akan menjadi identitas dan branding bisnis kepada konsumen hingga waktu yang tidak ditentukan agar diingat.

Selain itu, nama brand digunakan untuk dapat membedakan perusahaan dan meningkatkan brand awareness.

baca juga : Domain Premium, Nikmati Manfaatnya Untuk Bisnis Anda

Semakin konsumen sadar atau mengingat produk kita, semakin banyak orang yang akan sadar akan keberadaan produk (karena kunci orang membeli barang kita adalah sadar) dan bisnis akan semakin berkembang dan memiliki potensi besar.

Lalu, sebenarnya apa pengaruh brand name pada bisnis?

  1. Dapat merajai pangsa pasar, karena konsumen sudah semakin cerdas. Mereka akan mempertimbangkan kualitas tinggi sebelum mempertimbangkan perusahaan A, B dan C.
  2. Alat komunikasi kepada konsumen (jika sudah terjalin komunikasi positif, pertahankan komunikasi yang baik dan membangun, agar citra dalam benak dan ingatan konsumen pun semakin baik)
  3. Mampu menggambarkan bisnis dengan matang dan menarik. Misalnya ada produk keripik singkong yang bernama “Sehi” asal Sukabumi, dan ternyata asal usulnya adalah bisnis yang dirintis dengan sehi atau sepeda hitam milik usaha Sehi.
  4. Dapat menggambarkan dan menjelaskan image perusahaan kepada konsumen. Dengan memiliki brand name perusahaan yang baik, akan mendatangkan citra positif bagi perusahaan juga.

Nah, jadi sebesar itulah peran atau manfaat dari memiliki brand name yang matang. Tech Team akan memberikan strategi apa saja yang dilakukan untuk membangun nama brand yang unik seperti brand besar.

Yuk, simak tipsnya seperti apa!

Strategi Jitu Menetapkan Brand Name

1. Founder Names

Pada nama brand ini memiliki inspirasi dari nama pendiri atau founder perusahaan. Misalnya Nyonya Meneer, Martha Tilaar, Dior, Giorgio Armani, dan lainnya.

Pada brand name yang sesuai dengan nama pengusahanya sudah dilakukan sejak dulu dengan alasan menghormati sang pendiri dan melestarikan tradisi.

2. Descriptive Names/Literal Names

Pada nama brand satu ini lebih menjelaskan produk atau jasa yang dijual oleh mereka atau yang disebut sebagai deskriptif. Contohnya, Optik Melawai, Teh Kotak, Make Over, Burger King, Pizza Hut, dan perusahaan lainnya.

Hal ini dilakukan agar produk atau jasanya mudah diketahui dan dikenal secara langsung oleh konsumennya. Meskipun begitu, nama brand yang deskriptif lebih rentan menjadi nama generik seperti AQUA atau terdengar kurang kreatif.

3. Deviant Names

Berbanding 180 derajat dengan descriptive names, pada deviant names memiliki nama brand yang tidak sesuai atau relevan dengan suatu produk yang dijualnya.

Misalnya Apple yang merupakan bahasa inggrisnya apel yang sebenarnya menjual produk elektronik ponsel pintar dan Jaguar yang merupakan seekor hewan yang ternyata dipakai oleh perusahaan kendaraan.

Walaupun tidak memiliki korelasi dengan produk atau jasa yang dijual, deviant names bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan karena dapat dijadikan sebagai nama yang unik, bisnis yang stand-out dan mudah diingat oleh konsumen.

4. Neologistic Names

Hampir sama seperti deviant dimana nama pada brand ini tidak memiliki relevansi kepada produk atau jasa yang dijual, tetapi ciri khas pada neologistic names ialah menggunakan nama atau kata-kata yang asing dan tidak pernah didengar oleh siapapun melalui proses yang tidak mudah (walau asing tapi harus bisa merepresentasikan perusahaan)

Contohnya adalah Joox dan Spotify yang kini adalah aplikasi streaming musik yang dikenal jutaan banyak orang. Meskipun orang aneh dengan nama “spotify” atau “joox”, kedua aplikasi ini berhasil menjadi Top of Mind Streaming Music!

5. Freestanding Names

Pada nama brand ini sering kali disamakan dengan descriptive names, namun terdapat perbedaan yang mencolok yaitu nama berasal dari yang menyangkut atau related dengan produk atau jasa yang dijual. Dapat menonjolkan rasa, manfaat atau kegunaannya.

Contohnya ada pada brand Healthy Choice, Segar Dingin, Chiki Balls, Kecap Bango, dan lainnya.

6. Acronym Names

Acronym atau singkatan adalah nama brand yang panjang diubah menjadi lebih pendek dengan singkatan dan terkadang tidak ada korelasi dengan produk yang dijual. Kelemahan pada akronim ini adalah lebih sulit diucapkan, sulit diingat dan tidak familiar di telinga konsumen.

Contoh perusahaan yang menggunakan nama brand ini adalah P&G yang merupakan singkatan dari Procter & Gamble, KFC dari singkatan Kentucky Fried Chicken , CFC adalah singkatan dari California Fried Chicken walaupun berasal dari Indonesia, DKNY adalah singkatan dari Donna Karan New York.

7. Synthesised/ Lexical Names

Pada brand name ini menggunakan permainan, susunan, dan kombinasi kata atau huruf yang nantinya akan menghasilkan nama baru. Pada pemilihan kata ini, nama brand masih ada kaitannya dengan produk dan jasa yang dikeluarkan, kata yang dihasilkan pun lebih original, kreatif dan unik.

Contoh brand yang menggunakan nama ini adalah Microsoft yang dihasilkan berdasarkan “microprocessor” dan “software”.

8. Metaphorical/Evocative Names

Pada nama brand ini menggunakan kata-kata yang bermakna metafora atau memiliki makna yang tersembunyi. Dimana kata-katanya bisa berasal dari kisah jaman dahulu, bahasa asing, mitologi, nama latin dan lain sebagainya.

Penggunaan pada nama ini akan menghasilkan nama yang memiliki korelasi dengan produk sehingga nama brand akan cepat dikenal oleh konsumen. Misalnya Nike dan Nyx yang berasal dari kata mitologi Yunani, Nivea yang merupakan produk kecantikan kulit berasal dari bahasa Latin.

9. Geographical Names

Nama brand yang berasal pada tempat atau lokasi dimana perusahaan didirikan. Bisa menggunakan nama tempat, kota atau negara. Penyertaan nama daerah pada nama perusahaan menandakan bahwa mereka memiliki target pada lokasi tertentu.

Umumnya yang menggunakan nama brand yang berasal dari lokasi digunakan oleh stasiun TV, stasiun radio atau surat kabar. Contohnya adalah Bank Jabar, Bank DKI, Bank Jatim, Jawa Pos, Radar Sukabumi, dan lain sebagainya.

Nah itulah strategi yang digunakan untuk membuat nama dalam sebuah produk. Nah kamu juga bisa loh memiliki nama instagram atau sosial media yang terkelola dengan baik.

Pastinya cuma di Tech Team Indonesia, yang bisa jadi solusi kelola sosial media kamu.

Penasaran? Yuk, konsultasi gratis terlebih dahulu dengan menghubungi ke https://techteam.id/ yang melayani selama 24 jam dan langsung ditangani oleh ahlinya.

Atau Anda bisa dm langsung ke instagram kami di @techteam_indonesia